Logam-Logam Berat Pencemar Lingkungan
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Logam berat adalah unsur yang mempunyai densitas (pengukuran massa setiap satuan book benda) lebih dari v gram/cm3. Logam-logam berat merupakan salah satu bahan pencemar lingkungan. Adapun yang paling berbahaya, antara lain Arsen (As), Timbal (Pb), Merkuri (Hg), dan Kadmium (Cd). Sifat dari logam-logam ini adalah mempunyai afinitas yang besar dengan sulfur (belerang). Logam-logam ini menyerang ikatan sulfida pada molekul-molekul penting sel, misalnya protein, sehingga tidak berfungsi.
Penjelasan lebih lanjut mengenai logam-logam berat pencemar lingkungan yang paling berbahaya dijelaskan sebagai berikut:
1. Arsen (As)
Arsen dijumpai di tanah, air, dan udara. Unsur Arsen ditemukan sebagai hasil sampingan dari peleburan tembaga, timah, seng, dan logam lainnya. Pembakaran fosil terutama batu bara, mengeluarkan As2O3 ke lingkungan, di mana sebagian besar akan masuk ke dalam perairan alami. Arsen terdapat di alam bersama-sama dengan mineral fosfat dan dilepas ke lingkungan bersama-sama dengan senyawa fosfat. Arsen dalam bentuk As3+ disebut Arsenit dan dalam bentuk As5+ disebut Arsenat.
Sumber utama paparan Arsen di lingkungan kerja adalah dari pabrik pembuat herbisida dan pestisida serta dari makanan. Arsenit larut dalam lipid dan dapat diabsorpsi melalui pencernaan, inhalasi, dan kontak langsung dengan kulit. Sebagian besar Arsen di tubuh disimpan dalam hati, ginjal, jantung, dan paru-paru.
Keracunan akut Arsen menimbulkan gejala muntaber disertai darah, disusul dengan koma, dan dapat menyebabkan kematian. Keracunan kronis Arsen dapat menimbulkan ikterus, pendarahan pada ginjal, dan kanker kulit.
2. Timbal (Pb)
Timbal atau timah hitam terdapat di alam dan digunakan untuk industri. Pencemaran Timbal melalui udara, air, dan makanan. Sumber terbesar dari Timbal di dalam lingkungan berasal dari emisi kendaraan bermotor. Sumber lain dari Timbal berasal dari pipa dan tempat makanan dari keramik.
Absorpsi timbal terutama melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan kulit. Timbal organik mula-mula terdistribusi di jaringan lemak,, terutama dalam ginjal dan hati. Kemudian Timbal mengalami redistribusi ke dalam tulang, gigi, dan rambut. Sejumlah kecil Timbal anorganik ditimbun dalam otak.
Keracunan Timbal dihasilkan dari interaksi Timbal dengan enzim-enzim dan makromolekul dalam tubuh. Organ target utama Timbal adalah sistem hematopoetik, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, dan ginjal.
Paparan Timbal tingkat rendah pada anak-anak memperlihatkan hiperaktivitas, menurunnya daya ingat, dan gangguan penglihatan. Paparan Timbal tingkat tinggi pada anak-anak dan orang dewasa menyebabkan ataksia, koma, dan kejang. Sistem lain yang dipengaruhi oleh Timbal adalah sistem reproduksi. Paparan Timbal dapat menyebabkan keracunan pada sistem reproduksi pria dan wanita, seperti terjadinya keguguran dan memburuknya keturunan.
3. Merkuri (Hg)
Ada tiga bentuk Merkuri utama di lingkungan, yaitu uap Merkuri, garam Merkuri anorganik, dan Merkuri organik. Pemaparan manusia terhadap uap Merkuri sebagian besar disebabkan oleh kontaminasi yang tidak sengaja dalam ruangan berventilasi buruk, misalnya dalam laboratorium penelitian.
Uap Merkuri yang terhirup diserap seluruhnya oleh paru-paru dan dioksidasi menjadi kation merkuri divalen oleh katalase dalam eritrosit. Uap Merkuri lebih mudah melintasi membran daripada garam Merkuri, sehingga sejumlah besar uap Merkuri telah memasuki otak dan meracuni sistem saraf pusat.
Paparan akut terhadap uap Merkuri dapat menyebabkan gejalan dalam beberapa jam berupa rasa lemah, menggigil, mual, muntah, diare, batuk, dan sesak nafas. Keracunan Merkuri pada paru-paru dapat berkembang menjadi pneumonia interstisial disertai gangguan berat pada fungsi paru-paru. Gejalan paparan Merkuri sebagian besar bersifat neurologis, seperti gangguan penglihatan, ataksia, parestesia, neurastenia, kehilangan pendengaran, disentri, kemunduran mental, tremor, gangguan motorik, koma, dan dapat menyebabkan kematian.
4. Kadmium (Cd)
Proses ekstraksi dan pengolahan logam Seng (Zn) dan Timbal (Pb) sering menyebabkan pencemaran lingkungan oleh Kadmium. Batu bara dan bahan fosil lainnya mengandung Kadmium, dan pembakaran bahan ini melepaskan Kadmium ke lingkungan. Sifat kimiawi yang bermanfaat menyebabkan Kadmium digunakan secara luas dalam electroplating, pewarna cat, dan pembuatan plastik.
Pekerja pada tempat peleburan dan pabrik pengolahan logam dapat terpapar Kadmium kadar tinggi. Sedangkan bagi kebanyakan penduduk, paparan Kadmium berasal dari kontaminasi makanan.
Keracunan Kadmium biasanya terjadi karena menghirup debu dan asap yang mengandung Kadmium dan garam Kadmium yang termakan. “Setiap batang rokok mengandung 1 sampai two mg Kadmium. Efek keracunan dini dapat menyebabkan peradangan. Kadmium yang termakan dapat menyebabkan mual, muntah, salivasi, diare, dan kejang perut.
Sumber https://www.tintapendidikanindonesia.com/
Post a Comment
Post a Comment