Pembangkit Listrik
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Pembangkit listrik adalah bagian dari alat industri yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga. Bagian utama dari pembangkit listrik adalah generator, yakni mesin yang berputar, yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip medan magnet dan penghantar listrik. Mesin generator ini diaktifkan dengan menggunakan berbagai sumber energi yang sangat bermanfaat dalam suatu pembangkit listrik.
Adapun berbagai jenis pembangkit listrik dijelaskan sebagai berikut:
1. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sudah sangat dikenal penggunaannya. Di Republic of Indonesia sendiri, jenis pembangkit listrik ini merupakan yang utama. PLTA tersebar di seluruh daerah di Indonesia.
Air berfungsi menggerakkan turbin yang terhubung dengan generator. Energi listrik yang dihasilkan ini disebut hidroelektrik.
Kelebihan PLTA adalah kapasitas dayanya besar dan alatnya awet hingga 50-100 tahun setelah digunakan. Selain itu, jenis pembangkit listrik ini tidak menyebabkan polusi dan bebas emisi karbon. Untuk itu, sangat ramah lingkungan.
2. Pembangkit listrik tenaga batubara (PLTB)
Sebagai penghasil batubara dan pengekspor batubara terbesar kedua di dunia, tidak heran apabila banyak pembangkit listrik tenaga batubara (PLTB) di Indonesia.
Sepertiga dari 90% listrik di Republic of Indonesia dihasilkan oleh PLTB. Bahkan pemerintah merencanakan bahwa tahun 2030, listrik yang dihasilkan PLTB harus mencapai 50% dari keseluruhan dan terus mengupayakan pengurangan penggunaan batubara.
Meskipun bermanfaat, batubara adalah bahan bakar terkotor di dunia. Material ini merupakan penyebab utama efek gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global (global warming). Masalah lain yang tumbuh adalah masalah kesehatan, karena penggunaan batubara sangat berbahaya bagi kesehatan manusia terutama untuk pernapasan. Warga di sekitar PLTB berpotensi mengidap penyakit pernapasan karena terkena debu batubara.
3. Pembangkit listrik tenaga diesel fuel (PLTD)
Jenis pembangkit listrik ini menggunakan bahan bakar solar. Pembangkit listrik tenaga diesel fuel (PLTD) tidak ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang besar, namun lebih cocok untuk mencukupi kebutuhan listrik yang kecil.
Biasanya jenis pembangkit listrik ini digunakan di desa-desa atau daerah-daerah terpencil.
Mesin diesel fuel bertugas sebagai penggerak mula (prime mover). Saat bekerja, mesin diesel fuel akan menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk menggerakkan generator. Agar efisien, tekanan dan suhu udara yang dicampur dengan solar harus dinaikkan terlebih dahulu pada turbo charger yang digerakkan oleh gas buang, hasil dari pembakaran di ruang bakar.
4. Pembangkit listrik tenaga angin
Jenis pembangkit listrik ini membuat angin memutar turbin. Putaran bilah turbin berubah menjadi arus listrik dengan bantuan generator.
Sebagai salah satu energi yang terbarukan, pembangkit listrik tenaga angin tidak menimbulkan emisi sehingga ramah lingkungan. Untuk membangunnya tidak memerlukan lahan sebesar jenis pembangkit listrik lain, sehingga lebih hemat tempat. Namun, biaya pembuatan dan perawatan pembangkit listrik tenaga angin cukup mahal, karena ada beberapa bagian turbin yang mudah rusak.
5. Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
Hasil pemanasan ketel uap pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) menghasilkan uap yang memutar turbin, sehingga menghasilkan listrik. Bahan bakar dari PLTU adalah minyak bumi atau batubara.
Cara kerja PLTU adalah air dipompa ke dalam pipa air di sekeliling ketel uap. Kemudian udara dan bahan bakar yang sudah menjadi satu disemprotkan ke dalam ruang bakar yang menyala. Terjadilah pembakaran, sehingga bahan bakar berubah menjadi energi kalor atau panas.
6. Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG)
Bahan bakar pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dapat berupa bahan bakar minyak bumi maupun gas alam. Cara kerjanya diawali dengan memasukkan udara ke dalam kompresor melalui filter udara. Tujuannya agar debu dan kotoran tidak ikut masuk ke kompresor tersebut.
Tekanan udara pada kompresor ditingkatkan kemudian dialirkan ke ruang bakar untuk selanjutnya dibakar bersama bahan bakar. Hasil pembakaran adalah gas bertekanan dan bersuhu tinggi. Turbin yang ada disemprot oleh gas tersebut. Turbin akan mengubah enthalpy gas menjadi energi gerak yang akan memutar generator yang menghasilkan listrik.
7. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB)
Cara kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) mirip dengan cara kerja pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), namun uap panas yang dihasilkan murni dari dalam perut bumi. Oleh karena itu, PLTPB banyak dibangun di dekat gunung berapi.
PLTPB tidak memerlukan bahan bakar, sehingga biaya operasionalnya lebih kecil dari PLTU. Kekurangannya adalah biaya eksplorasi untuk menemukan sumber panas dan pengeboran perut bumi memakan biaya yang cukup besar.
8. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)
Sebagai salah satu energi alternatif, sinar matahari dapat dimanfaat sebagai pembangkit listrik. Keuntungannya tentu sinar matahari ramah lingkungan dan tidak terbatas digunakan berapa kali pun.
Biaya perawatannya memang kecil bila dibandingkan dengan jenis pembangkit listrik yang lain. Namun biaya pembangunanannya sangat besar
Komponen utama pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) adalah sel foltovotaik yang berperan menangkap sinar matahari yang panas. Sinar matahari yang tertangkap berfungsi memanaskan cairan yang akan berubah menjadi uap. Uap tersebut yang akan diubah oleh generator menjadi energi listrik.
9. Pembangkit listrik tenaga ombak
Gerakan ombak laut yang bergulung-gulung dan naik turun menghasilkan energi yang cukup besar. Ombak memiliki kepadatan daya yang tinggi, memungkinkannya menjadi sumber energi terbarukan dengan biaya paling murah.
Jenis pembangkit listrik ini tidak menghasilkan emisi, sangat ramah lingkungan. Meski begitu, di masa sekarang pemanfaatan ombak masih sangat terbatas, karena masih minimnya pengetahuan, maupun teknologi yang dapat memanfaatkan ombak. Di masa depan, diyakini ombak akan menjadi salah satu solusi terbaik untuk menghasilkan listrik.
10. Pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa)
Sampah juga dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Sampah dipilah terlebih dahulu. Sampah yang masih dapat didaur ulang dipisahkan. Sisanya baru diletakkan ke tungku untuk dibakar.
Pembakaran dilakukan pada suhu di atas 1300oC. Tidak perlu khawatir soal asap hasil pembakaran, karena telah diatur agar sesuai dengan batas aman emisi gas buang. Sisa abu hasil pembakaran dapat dijadikan bahan bangunan seperti batako.
Jenis pembangkit listik ini tentu sangat bagus diterapkan untuk mengurangi jumlah sampah. Berbagai negara seperti Amerika, Jepang, Belanda, dan negara-negara Eropa sudah menggunakan PLTSa sejak dahulu. Kita tentu berhadap agar jenis pembangkit listrik ini juga dapat dikembangkan di Indonesia.
11. Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) membutuhkan reaksi pembelahan inti bahan uranium dalam reaktor nuklir untuk menghasilkan panas. Panas tersebut menghasilkan uap yang dialirkan ke turbin untuk menggerakkan generator.
Jenis pembangkit listrik ini sangat ramah lingkungan karena tidak melepaskan partikel nitrogen oksida, sulfur dioksida, dan karbon dioksida saat pembakaran terjadi.
Namun, dibalik kelebihannya, PLTN menuai banyak kontroversi seperti biaya pembuangan dan pengamanan energi nuklir yang sangat besar. Selain itu, potensi kecelakaan nuklir yang sangat mengerikan dampaknya. Radiasinya dapat merusak tubuh manusia, bahkan menyebabkan kecacatan dan kematian.
Sumber https://www.tintapendidikanindonesia.com/
Post a Comment
Post a Comment