Content Analysis
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Content analysis adalah teknik penelitian dalam membuat kesimpulan-kesimpulan dari information konteksnya. Menurut Holsti (1969, hlm. 28) content analysis merupakan “suatu teknik membuat kesimpulan dengan cara mengidentifikasi karakteristik-karakteristik pesan tertentu secara objektif dan sistematis”.
Terdapat tiga konsep utama yang tercakup dalam content analysis. Pertama, content analysis bersifat sistematis, artinya isi yang akan dianalisis dipilih menurut aturan-aturan yang ditetapkan secara implisit, misalnya dengan cara penentuan sampel. Kedua, content analysis bersifat objektif. Ketiga, content analysis bersifat kuantitatif (meskipun kini berkembang content analysis kualitatif, yang berfungsi untuk melengkapi dan menutupi kelemahan dari content analysis yang lebih bersifat kuantitatif).
Menurut Eriyanto (2011, hlm. 32) terdapat lima tujuan dari content analysis, yakni:
1. Menggambarkan karakteristik dari pesan.
2. Menggambarkan secara exceptional isi (content).
3. Melihat pesan pada khalayak yang berbeda.
4. Melihat pesan dari komunikator yang berbeda.
5. Melihat kesimpulan penyebab dari suatu pesan.
Lebih lanjut, Holsti (1969, hlm. 28) menjabarkan tiga fungsi utama content analysis, sebagai berikut:
1. Menggambarkan karakteristik komunikasi dengan mengajukan pertanyaan, seperti apa, bagaimana, dan kepada siapa pesan tersebut disampaikan.
2. Membuat kesimpulan-kesimpulan, seperti anteseden komunikasi, dengan mengajukan pertanyaan mengapa pesan tersebut disampaikan.
3. Membuat kesimpulan-kesimpulan tentang konsekuensi komunikasi dengan mengajukan pertanyaan berkaitan dengan efek-efek pesan tersebut.
Tahap-tahap dalam content analysis dijabarkan sebagai berikut:
1. Merumuskan pertanyaan penelitian atau hipotesis.
2. Mendefinisikan populasi yang diteliti.
3. Memilih sampel yang sesuai dari populasi.
4. Memilih dan menentukan unit of measurement analisis.
5. Menyusun kategori-kategori isi yang dianalisis.
6. Membuat sistem hubungan.
7. Melakukan studi percobaan.
8. Mengkode isi berdasar definisi yang telah ditentukan.
9. Menganalisis information yang telah terkumpul.
10. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan mencari indikasi.
Fungsi deskriptif dalam content analysis mencakup identifikasi terhadap tema-tema dan pola struktural dalam suatu pesan, dan perbandingan isi pesan yang disampaikan oleh komunikator yang berbeda atau sebaliknya pesan yang disampaikan oleh komunikator yang sama dalam konteks berbeda. Fungsi inferensial mencakup penarikan kesimpulan tentang efek-efek yang mungkin ditimbulkan oleh pesan tersebut dan menyimpulkan norma-norma perilaku sosial yang direfleksikan oleh pesan tersebut. Secara teknis content analysis mencakup upaya-upaya klasifikasi lambang-lambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi.
Content analysis didahului dengan melakukan coding terhadap istilah-istilah atau penggunaan kata dan kalimat yang relevan, yang paling banyak muncul dalam media komunikasi. Di dalam hal pemberian coding, perlu juga dicatat pada konteks mana istilah tersebut muncul. Kemudian, dilakukan klasifikasi terhadap coding yang telah dilakukan. Klasifikasi dilakukan dengan melihat sejauh mana satuan makna berhubungan dengan tujuan penelitian. Klasifikasi ini dimaksudkan untuk membangun kategori dari setiap klasifikasi. Kemudian satuan makna dan kategori dianalisis dan dicari hubungan satu dengan lainnya untuk menemukan makna, arti, dan tujuan isi komunikasi tersebut. Hasil analisis ini dideskripsikan dalam bentuk draft laporan penelitian sebagaimana umumnya laporan penelitian.
Terdapat beberapa bentuk klasifikasi dalam content anylisis menurut Bungin (2001, hlm. 234-235), di antaranya:
1. Pragmatic content analysis (analisis isi pragmatik), yakni prosedur memahami teks dengan mengklasifikasikan tanda menurut sebab atau akibatnya yang mungkin timbul.
2. Semantic content anlysis (analisis isi semantik), yakni prosedur yang mengklasifikasikan tanda menurut maknanya. Secara rinci, analasis isi semantik terbagi atas tiga macam kategori berikut:
a. Designation analysis (analisis penunjukan), yakni menghitung frekuensi berapa sering objek tertentu dirujuk.
b. Attribution analysis (analisis pensifatan), yakni menghitung frekuensi berapa sering karakteristik objek tertentu dirujuk atau disebut.
c. Assertion analysis (analisis pernyataan), yakni analisis teks dengan menghitung seberapa sering objek tertentu dilabel atau dibicarakan oleh karakter lain secara khusus.
3. Sign-vehicle analysis (analisis sarana tanda), yakni prosedur memahami teks dengan cara menghitung frekuensi berapa kali suatu kata atau kalimat muncul dalam suatu teks.
Referensi
Bungin, B. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Gajah Mada Press.
Eriyanto (2011). Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Holsti, O. R. (1969). Content Analysis for the Social Science in addition to Humanities. Massachusetts: Addison-Westley Publishing.
Sumber https://www.tintapendidikanindonesia.com/
Post a Comment
Post a Comment