Children of Heaven
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Children of Heaven adalah sebuah cinema Islamic Republic of Iran tahun 1997 yang ditulis dan disutradarai oleh Majid Majidi. Film ini dinominasikan dalam Academy Award untuk kategori cinema berbahasa asing terbaik pada tahun 1998.
Film Children of Heaven mengisahkan Ali yang tidak sengaja menghilangkan satu-satunya sepasang sepatu milik adik perempuannya, Zahra. Kakak beradik ini terlahir dari keluarga yang kesulitan secara ekonomi. Zahra dengan kepolosannya berusaha menyembunyikan hal tersebut dari ayah dan ibu mereka yang sedang sakit.
Ali tidak tega melihat adiknya menangis dan ia merasa bersalah. Akhirnya ia memutuskan untuk meminjamkan sepatunya untuk dipakai Zahra ke sekolah. Padahal Ali juga hanya memiliki satu pasang sepatu, itupun sudah sangat jelek.
Mereka pun akhirnya harus saling bergantian memakai sepatu tersebut. Zahra yang masuk sekolah di pagi hari harus berlari cepat saat sepulang sekolah agar Ali dapat segera memakai sepatu tersebut saat Ali hendak berangkat sekolah di siang harinya.
Selisih waktu sekolah antara Zahra di pagi hari dan Ali di siang hari tidak terlalu banyak sehingga mereka harus saling berlari agar tepat waktu. Karena hal tersebut, Ali jadi sering terlambat ke sekolah sehingga ia kerap dimarahi oleh gurunya. Padahal ia sudah berusaha berlari secepat mungkin.
Sampai akhirnya suatu hari terdapat suatu perlombaan lari di sekolah dan juara ketiga dari lomba lari tersebut akan mendapatkan hadiah sepasang sepatu olahraga. Untuk itu, Ali bertekad untuk mengikuti lomba tersebut dan berlatih setiap hari sambil mengharapkan bahwa ia akan menjadi juara ketiga agar mendapat hadiah sepasang sepatu olahraga tersebut untuk adiknya.
Adapun tokoh-tokoh yang terdapat pada cinema Children of Heaven, di antaranya:
1. Ali
Ali dikisahkan sebagai anak laki-laki yang dilahirkan di keluarga yang kurang berada. Ia merupakan anak pertama dan memiliki seorang adik perempuan bernama Zahra. Ali memiliki sikap pekerja keras dan bertanggung jawab. Pada saat ia tidak sengaja menghilangkan sepasang sepatu milik adiknya, Zahra ia sangat merasa bersalah dan mencari cara untuk dapat membelikan sepatu baru untuk adiknya.
2. Zahra
Zahra dikisahkan sebagai anak perempuan yang dilahirkan di keluarga yang kurang berada. Ia merupakan anak kedua dan memiliki seorang kakak laki-laki bernama Ali. Zahra memiliki sikap yang lugu, namun baik hati. Pada saat sepatunya tidak sengaja dihilangkan oleh kakaknya, Ali, ia tidak pernah sekali pun menyalahkan Ali, bahkan ia melindungi Ali dengan tidak mengadukan kejadian tersebut kepada orang tuanya.
3. Ayah Ali dan Zahra
Ayah Ali dan Zahra digambarkan sebagai sosok ayah yang keras, sekaligus pekerja keras dan bijaksana. Dibalik sikapnya yang keras dalam mendidik anak-anaknya, ia sangat menyayangi keluarganya dan rela bekerja keras untuk menghidupi keluarganya.
4. Ibu Ali dan Zahra
Ibu Ali dan Zahra digambarkan sebagai sosok ibu yang penyanyang. Ia sangat menyayangi kedua anaknya. Meskipun sedang mengalami sakit berat, ia tetap berupaya untuk merawat anak-anaknya dengan baik.
Hal-hal yang mendidik dari cinema Children of Heaven, antara lain:
1. Memupuk sikap bertanggung jawab
Melalui cinema Children of Heaven kita belajar mengenai tanggung jawab. Itulah yang ditunjukkan sosok Ali pada adiknya, Zahra. Ali tidak sibuk mencari alasan atau hanya meminta maaf saja ketika tidak sengaja menghilangkan sepatu adiknya, namun ia berusaha untuk mencari cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
2. Mandiri dan tidak membebani orang tua
Kakak beradik tersebut sepakat tidak memberitahu orang tuanya bahwa sepatu milik Zahra telah hilang menunjukkan bahwa mereka benar-benar tidak ingin membebani orang tuanya. Mereka sangat memahami keadaan orang tuanya. Mereka tetap bertahan dengan satu pasang sepatu untuk berdua yang dipakai secara bergantian.
3. Berbuat baik dan murah hati
Sekalipun hidup berkekurangan, tidak lantas menghentikan diri untuk berbuat baik. Ibu Ali dan Zahra mengajarkan keteladanan untuk berbuat baik kepada tetangga dengan mengirimi makanan yang ia masak.
4. Jangan serakah
Bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tidak seharusnya diambil, meskipun hanya hal kecil. Seperti ketika ayah Ali dan Zahra dimintai tolong untuk memecah gula batu untuk acara di masjid di tempat ia bekerja sebagai marbot.
5. Bersyukur dan tawakal
Belajar menerima keadaan yang ada, bahwa tidak peduli seberapa besar penderitaan yang kita alami, selalu ada orang lain yang sebenarnya lebih sengsara daripada kita. Keterbatasan ekonomi tidak lantas membuat Ali dan Zahra menjadi cengeng dan minta belas kasihan orang lain.
Sumber https://www.tintapendidikanindonesia.com/
Post a Comment
Post a Comment