Mengajarkan Anak Makan Sendiri
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Makan merupakan kebutuhan dasar anak untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Belajar makan sendiri merupakan perkembangan penting bagi anak. Bagi orang dewasa, tentu makan sendiri merupakan hal yang mudah dilakukan, tetapi anak-anak perlu belajar untuk makan sendiri dengan baik.
Mengajari anak makan sendiri mungkin bukan merupakan hal yang mudah. Tetapi, menyuapi anak terus-menerus sampai ia besar juga tidak baik. Hal ini akan menghambat perkembangan anak.
Kegiatan makan sendiri melibatkan banyak kemampuan yang harus dikuasai anak. Banyak tahapan yang harus dilalui anak untuk dapat mengantarkan makanan sampai ke dalam mulutnya.
Pertama, anak harus melihat makanannya, mengambil makanannya dengan tangan, kemudian membawanya sampai ke mulut, menyesuaikan dengan letak mulutnya, membuka mulutnya, mengunyah, sampai menelan makanan.
Setelah anak dapat makan dengan tangan, anak kemudian mengembangkan kemampuannya makan dengan sendok. Anak mungkin awalnya akan sering menjatuhkan makannya sehingga berantakan. Namun, belajar memegang sendok merupakan salah satu cara mengembangkan keterampilan motorik halus anak.
Selain mengembangkan banyak kemampuan anak, makan sendiri juga melibatkan banyak perasaan dan kemampuan inderanya, serta mengembangkan kemampuan anak untuk dapat mandiri, yang diperlukan untuk kehidupan anak selanjutnya.
Saat orang tua mulai memperkenalkan anak dengan makanan padat, anak mungkin sudah mulai menunjukkan keinginan untuk makan sendiri. Saat orang tua menyuapi dengan sendok, anak juga mungkin ingin memegang sendok. Saat anak melihat makanan, anak mungkin ingin mengambilnya dan memasukannya ke dalam mulutnya. Hal ini merupakan awal yang baik, orang tua perlu mendukungnya lebih lagi.
Adapun lebih lanjut, tips-tips dalam mengajarkan anak makan sendiri, sebagai berikut:
1. Memberi anak makanan yang dapat dipegang oleh tangan (finger food)
Tahap pertama, orang tua dapat mulai dengan memberi anak makanan yang bisa dipegangnya. Hal ini dapat melatih bagaimana anak menggenggam makanan, lalu membawa makanan sampai ke mulut dan memakannya. Makanan yang dapat digunakan sebagai finger nutrient adalah makanan yang mudah digenggam oleh anak dan bertekstur lunak. Misalnya, buah apel yang telah dipotong, pepaya dipotong kecil, brokoli kukus, wortel kukus, kentang rabus, dan sebagainya.
Orang tua dapat memulai tahapan ini saat anak usia menginjak 8 bulan, atau beberapa anak mungkin dapat memulainya lebih cepat, seorang tuar vi bulan saat ia sudah diperkenalkan dengan makanan padat, sudah mampu mengambil benda yang ada di sekelilingnya, sudah mampu duduk sendiri, serta sudah mampu mengunyah dan mengeluarkan makanan.
2. Mengenalkan anak dengan sendok sebagai alat untuk makan
Setelah anak sudah bisa makan sendiri dengan finger food, orang tua bisa mengajak anak untuk makan menggunakan sendok. Tahapan memperkenalkan anak dengan sendok untuk makan dapat dimulai seorang tuar usia 13-15 bulan. Hal ini mungkin akan berbeda-beda setiap anak.
Awalnya, anak makan sendiri dengan sendok pasti membuat kotor karena makanan terjatuh, namun membiarkan anak makan dengan sendok pada usia dini dapat mendorongnya untuk belajar mengembangkan kemampuan makan sendiri.
Pada usia xviii bulan, anak mungkin lebih lihai menggunakan sendok untuk makan sendiri. Pada usia ii atau iii tahun, anak mungkin sudah mampu menggunakan sendok untuk makan tanpa terjatuh. Orang tua mungkin hanya perlu membantu memotong kecil-kecil makanan anak, agar anak dapat mengambilnya dengan mudah.
Sumber https://www.tintapendidikanindonesia.com/
Post a Comment
Post a Comment