Media Pembelajaran Modul
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Modul merupakan salah satu bentuk media ajar cetak yang dikemas secara utuh dan sistematis, di dalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. “Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing” (Daryanto, 2013, hlm. 9). Menurut Nasution (2008, hlm. 205) modul adalah “suatu unit of measurement yang lengkap, berdiri sendiri, dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas”.
Berdasarkan sejumlah pendapat tersebut, dapat ditarik garis besar bahwa modul merupakan paket pembelajaran yang bersifat mandiri dan disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Modul berisi sarana atau rangkaian kegiatan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Modul yang baik harus disusun sesuai dengan kaidah intruksi. Hal ini diperlukan agar pembelajaran dengan modul dapat berlangsung lebih efektif dalam hal waktu dan ketersampaian materi. Dengan adanya modul, pengajar akan mempunyai banyak waktu untuk membimbing peserta didik. Adanya modul juga membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang tidak hanya berasal dari guru.
Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Adapun modul dikatakan layak menurut Depdiknas (2008, hlm. 4) apabila memiliki karakteristik, sebagai berikut:
1. Self instructional (belajar mandiri), yaitu melalui modul tersebut peserta didik mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakteristik self instructional, maka modul harus:
a. Berisi tujuan yang dirumuskan secara jelas.
b. Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/spesifik sehingga memudahkan peserta didik untuk belajar secara tuntas.
c. Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran.
d. Menampilkan soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya yang memungkinkan peserta didik memberikan respons dan mengukur tingkat penguasaannya.
e. Kontekstual, yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan peserta didik.
f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.
g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
h. Terdapat instrumen penilaian/assessment yang memungkinkan peserta didik melakukan self assessment.
i. Terdapat umpan balik atau penilaian, sehingga penggunanya mengetahui tingkat penguasaan materi.
j. Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran yang dimaksud.
2. Self contained (materi terdiri atas unit of measurement kompetensi), yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unik kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh.
3. Stand solitary (berdiri sendiri), yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
4. Adaptive, modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.
5. User friendly, modul hendaknya mudah untuk digunakan penggunanya, setiap intruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat, termasuk kemudahan pemakai dalam merespons, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk dari karakteristik user friendly.
Modul merupakan jenis kesatuan kegiatan belajar yang terencana, dirancang untuk membantu peserta didik secara private dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Modul dapat dipandang sebagai paket programme pembelajaran yang terdiri atas komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan ajar, metode belajar, alat atau media pembelajaran, dan sistem evaluasinya. Menurut Depdiknas (2008, hlm. 10) dalam menyusun modul perlu memperhatikan sistematika, sebagai berikut:
1. Halaman sampul
2. Halaman francis (sampul dalam)
3. Kata pengantar
4. Daftar isi
5. Peta kedudukan modul
6. Glosarium
7. Pendahuluan
a. Standar kompetensi (kompetensi inti) dan kompetensi dasar
b. Deskripsi
c. Waktu
d. Prasyarat
e. Petunjuk penggunaan modul
f. Tujuan akhir
g. Kompetensi
h. Cek kemampuan
8. Pembelajaran
a. Pembelajaran 1
(1) Tujuan
(2) Uraian materi
(3) Rangkuman
(4) Tugas
(5) Tes
(6) Lembar kerja praktik
b. Pembelajaran 2
(1) Tujuan
(2) Uraian materi
(3) Rangkuman
(4) Tugas
(5) Tes
(6) Lembar kerja praktik
9. Evaluasi
a. Tes kognitif
b. Tes psikomotor
c. Penilaian sikap
10. Kunci jawaban
11. Penutup
12. Daftar pustaka
Referensi
Daryanto. (2013). Menyusun Modul. Yogyakarta: Gava Media.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: Direktorat Ditjen Depdiknas.
Nasution. (2008). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumber https://www.tintapendidikanindonesia.com/
Post a Comment
Post a Comment